Senin, 02 April 2012

PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM


Oleh: Siti Uswatun Chasanah
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pendidikan islam merupakan peran yang penting dalam proses pembentuk kepribadian. Pemahaman tentang kepribadian merupakan dasar untuk mengenal diri sendiri yang akan membantu setiap pribadi muslim untuk mengendalikan hawa nafsu, memelihara diri dari perilaku menyimpang, dan mengarahkan hidupnya menuju kepada kebaikan dalam tingkah laku yang benar. Pemahaman ini merupakan landasan untuk hidup sesuai dengan fitrah kejadian dan dapat dijadikan pedoman untuk menuju kehidupan yang damai, dinamis, dan bahagia dunia akhirat.
Pembentuk kepribadian dalam pendidikan islam meliputi sikap, sifat, reaksi, perbuatan, dan perilaku. Pembentukan ini secara relatif menetap pada diri seseorang yang disertai beberapa pendekatan, yakni pembahasan mengenai tipe kepribadian, tipe kematangan kesadaran beragama, dan tipe orang-orang beriman. Melihat kondisi dunia pendidikan di indonesia sekarang, pendidikan yang dihasilkan belum mampu melahirkan pribadi-pribadi muslim yang mandiri dan berkepribadian islam. Akibatnya banyak pribadi-pribadi yang berjiwa lemah seperti jiwa koruptor, kriminal, dan tidak amanah. Untuk itu membentuk kepribadian dalam pendidikan islam harus direalisasikan sesuai Al-Qur’an dan al-Sunnah nabi sebagai identitas kemuslimannya, dan mampu mengejar ketinggalan dalam bidang pembangunan sekaligus mampu mengentas kebodohan dan kemiskinan. Konsep kepribadian dalam pendidikan islam identik dengan ajaran islam itu sendiri, keduanya tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan.
Membentuk kepribadian dalam pendidikan islam dibutuhkan beberapa langkah-langkah. Membicarakan kepribadian dalam pendidikan islam, artinya membicarakan cara untuk menjadi seseorang yang memiliki identitas dari keseluruhan tingkah laku yang berbasis agama.
B.       Tujuan Pembahasan
1.    Memahami pengertian kepribadian dalam pendidikan islam,
2.    Mengetahui tujuan membentuk kepribadian dalam islam,
3.    Mengetahui aspek-aspek pembentuk kepribadian dalam islam, dan 
4.    Mengetahui langkah-langkah pembentuk kepribadian dalam pendidikan islam.

BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pembentuk Kepribadian
1.    Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang berdiri sendiri, mencukupi buat dirinya sendiri, tetapi juga sesuatu yang terbuka terhadap dunia sekitarnya.
Menurut Allport, kepribadian adalah organisasi sistem jiwa raga yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya.[1]
Carl Gustav Jung mengatakan, bahwa kepribadian merupakan wujud pernyataan kejiwaan yang ditampilkan seseorang dalam kehidupannya.[2]
Kepribadian sebagai sosok menyeluruh dari kehidupan lahir dan batin seseorang yang tercermin dalam sikap perilakunya sebagai individu. Kepribadian dibentuk oleh kecenderungan yang berperan secara aktif dalam menentukan tingkah laku individu yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan lingkungan masyarakat yang dalam prosesnya selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa kepribadian adalah sifat hakiki yang ada dalam diri seseorang yang menentukan dirinya dapat atau tidak untuk menyesuaikan terhadap lingkungannya.
2. Tujuan Pembentuk Kepribadian
Menjadi diri sendiri harus dimulai dari nalar berpikir kearah mana tujuan hidup individu selama dia hidup. Adaun tujuan yang diinginkan dalam membentuk kepribadian yaitu:
a.    Membentuk sikap disiplin terhadap waktu,
b.    Mampu mengendalikan hawa nafsu,
c.    Memelihara diri dari perilaku menyimpang,
d.   Mengarahkan hidup menuju kepada kebaikan dan tingkah laku yang benar,
e.    Mempelajari perubahan-perubahan dalam gaya hidup,
f.     Meningkatkan pengertian diri, nilai-nilai diri, kebutuhan diri, agar dapat  membantu orang lain melakukan hal yang sama, dan
g.    Mengembangkan perasaan harga diri  dan percaya diri melalui aspek dukungan dan tanggung jawab yang bersifat timbal balik.
3.      Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian
a.  Faktor Internal
·      Instink Biologis, seperti lapar, dorongan makan yang berlebihan dan berlangsung lama akan menimbulkan sifat rakus. Maka sifat itu akan menjadi perilaku tetap.
·      Kebutuhan Psikologis, seperti rasa aman, penghargaan, penerimaan, dan aktualisasi diri.
·      Kebutuhan Pemikiran, yaitu akumulasi informasi yang membentuk cara berfikirr seseorang, seperti mitos, agama, dan sebagainya.
b.  Faktor Ekstrnal
·      Lingkungan Keluarga,
·      Lingkungan Sosial, dan
·      Lingkungan Pendidikan.
B.       Pendidikan Islam
1.    Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengubah seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak berakhlak menjadi berakhlakul karimah. Pengertian pendidikan islam secara bahasa artinya “tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib”. Ketiga istilah ini mengandung makna yang mendalam menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain, sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan islam informal, formal dan non formal.[3]
Pendidikan islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya, sesuai dengan cita-cita islam karena nilai-nilai islam telah menjiwai kepribadian seseorang dan mempedomani kehidupan manusia muslim dalam aspek duniawi dan ukhrawi.[4]
Pendidikan islam adalah suatu lembaga untuk membentuk manusia secara keseluruhan aspek kemanusiaannya yang dijiwai oleh ajaran islam dalam pembentuk manusia yang bertakwa. Ini sesuai benar dengan pendidikan nasional kita yang dituangkan dalam tujuan pendidikan nasional yang akan membentuk manusia pancasialis yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pendidikan islam merupakan suatu usaha pembinaan dan pengembangan potensi manusia dengan berpedoman kepada syari’at islam agar manusia dapat berperan sebagai pengabdi Allah.
2.    Tujuan Pendidikan Islam
Manusia dalam setiap aktifitasnya, senantiasa mempunyai alasan yang dijadikan dasar pemikiran serta tujuan tertentu sebagai arah yang akan dicapai. Hal ini menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang aktif tetapi tidak mau melakukan sesuatu yang tidak memiliki arah tujuan.
Muhammad Omar al-Toumy al-Syaibani mengatakan, bahwa tujuan pendidikan islam adalah untuk mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai nilai akhlak al-karimah.[5]
Adapun beberapa tujuan dalam pendidikan islam antara lain:
a.    Membimbing manusia agar dapat menempatkan diri dan berperan sebagai individu yang taat dalam menjalankan ajaran agama allah,
b.    Pembentuk sikap takwa,
c.    Menumbuhkan pola kepribadian manusia yang sempurna,
d.   Menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berbudi luhur menurut ajaran islam,
e.    Penguasaan ilmu terhadap agama islam,
f.     Mencapai keseimbangan pertumbuhan pribadi manusia secara menyeluruh melalui latihan-latihan kejiwaan, akal pemikiran, kecerdasan, dan pancaindra,
g.    Pembentuk kepribadian yang akhlakul karimah,
h.    Menopang keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia sesuai dengan perintah syari’at islam, dan
i.      Memiliki keterampilan yang serasi dengan bakat yang dimiliki.
   Dengan demikian tujuan pendidikan islam berjangkau luasnya dengan kebutuhan hidup manusia modern masa kini dan masa akan datang, dimana manusia tidak hanya memerlukan iman atau agama melainkan juga ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat untuk memperoleh kesejahteraan hidup didunia sebagai sarana untuk mencapai kehidupan spiritual yang bahagia diakhirat dan terhindar dari siksa neraka.
3.    Konsep Pendidikan Islam
Konsep pendidikan menurut pandangan islam harus dirujuk dari berbagai aspek, antara lain:
a.    Aspek Keagamaan
Aspek ini mempelajari bagaimana hubungan islam sebagai agama dengan pendidikan. Apakah ajaran islam memuat informasi pendidikan hingga dapat dijadikan sumber rujukan dalam penyusunan konsep pendidikan islam.
b.    Aspek Kesejahteraan
Aspek kesejahteraan merujuk pada latar belakang sejarah pemikiran para ahli tentang pendidikan dalam islam yang kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan hidup manusia.
 c.    Aspek Kebahasaan
Aspek kebahasaan adalah bagaimana pembentuk konsep pendidikan atas dasar pemahaman secara etimologi.
d.   Aspek Ruang Lingkup
Mengetahui tentang batas-batas kewenangan pendidikan, siapa yang yang menurut ajaran islam dibebankan atas pekerjaan mendidik.
e.    Aspek Tanggung Jawab
Merupakan bagian dari amanat yang harus dimiliki oleh setiap individu. Maka dalam islam senantiasa mengedepankan kewajiban, baru sesudah itu penuntutan terhadap hak. 
C.    Pembentuk Kepribadian dalam Pendidikan Islam
1.    Pengertian Pembentuk Kepribadian dalam Pendidikan Islam
Pendidikan islam sulit dicapai jika tidak disertai dengan pengajaran islam. Sedangkan pengajaran islam tidak akan ada artinya jika tidak dapat mencapai tujuan pendidikan islam, yaitu kepribadian muslim.
Kepribadian dalam pendidikan islam adalah identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari keseluruhan tingkah laku yang bersandar pada ajaran islam baik yang ditampilkan dalam tingkah laku secara lahiriah maupun sikap batinnya. Kepribadian dalam pendidikan islam tidak hanya mendiskripsikan tingkah laku tetapi juga berusaha menilai baik buruknya dan merupakan integrasi sistem kalbu, akal, dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku. Kepribadian merupakan interaksi diantara ketiga komponen tersebut.
Secara terminologi kepribadian islam memiliki arti serangkaian perilaku normatif manusia, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial yang normanya diturunkan dari ajaran islam dan  bersumber dari Al-Quran dan al-Sunnah.[6]



2.    Tujuan Pembentuk Kepribadian dalam Pendidikan Islam
Sebagai seorang muslim kita harus mempunyai kepribadian yang sesuai dengan pendidikan islam. Adapun tujuan yang diharapkan adalah:
a.    Dapat menyesuaikan prilaku dengan lingkungan,
b.    Memiliki sifat terpuji,
c.    Memiliki sifat berani dan bersemangat dalam hal ibadah,
d.   Mampu memberikan teladan yang baik dalam berinteraksi,
e.    Mampu menjadi insan yang bernuansa islami,
f.     Menjauhi prasangka buruk,
g.    Membawa misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir batin, didunia dan akhirat,
h.    Senantiasa berpedoman kepada petunjuk Allah,
i.      Mewujudkan manusia yang dikehendaki ajaran agama islam, dan
j.      Mempunyai tujuan hidup dan menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir yang lebih baik.
3.    Aspek-aspek Pembentuk Kepribadian dalam Pendidikan Islam
Konsep pembentuk kepribadian dalam pendidikan islam menurut Syaikh Hasan al-Banna ada 10 aspek:
a.    Bersihnya akidah,
b.    Lurusnya ibadah,
c.    Kukuhnya akhlak,
d.   Mampu mencari penghidupan,
e.    Luasnya wawasan berfikir,
f.     Kuat fisiknya,
g.    Teratur urusannya,
h.    Perjuangan diri sendiri,
i.      Memperhatikan waktunya, dan
j.      Bermanfaat bagi orang lain.[7]
4.    Langkah-langkah Pembentuk Kepribadian dalam Pendidikan Islam
Dalam membentuk kepribadian dalam pendidikan islam islam diperlukan beberapa langkah yang berperan dalam perubahannya, antara lain:
a.    Peran Keluarga
Keluarga mempunyai peran yang sangat besar dalam membentuk kepribadian dalam pendidikan islam. Orang tua menjadi penanggung jawab bagi masa depan anak-anaknya, maka setiap orang tua haru menjalankan fungsi edukasi. Mengenalkan islam sebagai ideologi agar mereka mampu membentuk pola pikir dan pola sikap islami yang sesuai dengan akidah dan syari’at islam.
b.    Peran Negara
Negara harus mampu membangun pendidikan yang mampu untuk membentuk pribadi yang memiliki karakter islami dengan cara menyusun kurikulum yang sama bagi seluruh sekolah dengan berlandaskan akidah islam, melakukan seleksi yang ketap terhadap calon-calon pendidik, pemikiran diajarkan untuk diamalkan, dan tidak meninggalkan pengajaran sains, teknologi maupun seni. Semua diajarkan tetap memperhatikan kaidah syara’.
c.    Peran Masyarakat
Masyarakat juga ikut serta dalam pembentuk kepribadian dalam pendidikan islam karena dalam masyarakat kita bisa mengikuti organisasi yang berhubungan dengan kemaslahatan lingkungan. Dari sini tanpa kita sadari pembentukan kepribadian dapat terealisasi.Dalam masyarakat yang mayoritas masyarakatnya berpendidikan maka baiklah untuk menciptakan kepribadian berakhlakul karimah.
Ketiga peraran diatas sangat berperan aktif dalam pembentukan kepribadian dalam pendidikan islam karena semua saling mempengaruhi untuk pembentukannya.
Untuk merealisasikan kepribadian dalam pendidikan islam yang ada maka diperlukan tiga proses dasar pembentukan:
1.    Pembentukan Pembiasaan
Pembentukan ini ditujukan pada aspek kejasmanian dari kepribadian yang memberi kecakapan berbuat dan mengucapkan sesuatu, seperti puasa, sholat, dan lain-lain.
2.    Pembentukan Pengertian
Pembentukan yang meliputi sikat dan minat untuk memberi pengertian tentang aktifitas yang akan dilaksanakan, agar seseorang terdorong ke arah perbuatan yang positif.
3.    Pembentukan Kerohanian yang Luhur
Pembentukan ini tergerak untuk terbentuknya sifat takwa yang mengandung nilai-nilai luhur, seperti jujur, toleransi, ikhlas, dan menepati janji.
Proses pembentukan kepribadian dalam pendidikan islam berlangsung secara bertahap dan berkesinambungan. Dengan demikian pembentukan kepribadian merupakan rangkaian kegiatan yang saling berhubungan dan saling tergantung sesamanya.
 

[1]Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1995).
[2]Jalaluddin, Teologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grasindo Persada, 2001).
[3]Ibid.
[4]M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1994).
[5]Jalaluddin..... Ibid.
 [6]Abdul Mujib, Kepribadian dalam psikologi islam (jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006).
[7]Saeful fachri, “Membentuk Kepribadian Islam”, di akses pada tanggal 05 Januari 2012 dalam http://dakwahkampus.com/pemikiran/pendidikan/1444-pendidikan-islam-membentuk-kepribadian-islam.html.