Oleh: Siti Uswatun Chasanah
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
islam merupakan peran yang penting dalam proses pembentuk kepribadian. Pemahaman
tentang kepribadian merupakan dasar untuk mengenal diri sendiri yang akan
membantu setiap pribadi muslim untuk mengendalikan hawa nafsu, memelihara diri
dari perilaku menyimpang, dan mengarahkan hidupnya menuju kepada kebaikan dalam
tingkah laku yang benar. Pemahaman ini merupakan landasan untuk hidup sesuai
dengan fitrah kejadian dan dapat dijadikan pedoman untuk menuju kehidupan yang
damai, dinamis, dan bahagia dunia akhirat.
Pembentuk
kepribadian dalam pendidikan islam meliputi sikap, sifat, reaksi, perbuatan,
dan perilaku. Pembentukan ini secara relatif menetap pada diri seseorang yang
disertai beberapa pendekatan, yakni pembahasan mengenai tipe kepribadian, tipe
kematangan kesadaran beragama, dan tipe orang-orang beriman. Melihat kondisi
dunia pendidikan di indonesia sekarang, pendidikan yang dihasilkan belum mampu
melahirkan pribadi-pribadi muslim yang mandiri dan berkepribadian islam.
Akibatnya banyak pribadi-pribadi yang berjiwa lemah seperti jiwa koruptor,
kriminal, dan tidak amanah. Untuk itu membentuk kepribadian dalam pendidikan
islam harus direalisasikan sesuai Al-Qur’an dan al-Sunnah nabi sebagai
identitas kemuslimannya, dan mampu mengejar ketinggalan dalam bidang
pembangunan sekaligus mampu mengentas kebodohan dan kemiskinan. Konsep kepribadian
dalam pendidikan islam identik dengan ajaran islam itu sendiri, keduanya tidak dapat
dipisahkan karena saling berkaitan.
Membentuk
kepribadian dalam pendidikan islam dibutuhkan beberapa langkah-langkah.
Membicarakan kepribadian dalam pendidikan islam, artinya membicarakan cara
untuk menjadi seseorang yang memiliki identitas dari keseluruhan tingkah laku
yang berbasis agama.
B.
Tujuan
Pembahasan
1. Memahami
pengertian kepribadian dalam pendidikan islam,
2. Mengetahui
tujuan membentuk kepribadian dalam islam,
3. Mengetahui
aspek-aspek pembentuk kepribadian dalam islam, dan
4. Mengetahui
langkah-langkah pembentuk kepribadian dalam pendidikan islam.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pembentuk
Kepribadian
1.
Pengertian
Kepribadian
Kepribadian
adalah sesuatu yang berdiri sendiri, mencukupi buat dirinya sendiri, tetapi
juga sesuatu yang terbuka terhadap dunia sekitarnya.
Menurut
Allport, kepribadian adalah organisasi sistem jiwa raga yang dinamis dalam diri
individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya.[1]
Carl
Gustav Jung mengatakan, bahwa kepribadian merupakan wujud pernyataan kejiwaan
yang ditampilkan seseorang dalam kehidupannya.[2]
Kepribadian
sebagai sosok menyeluruh dari kehidupan lahir dan batin seseorang yang
tercermin dalam sikap perilakunya sebagai individu. Kepribadian dibentuk oleh
kecenderungan yang berperan secara aktif dalam menentukan tingkah laku individu
yang berhubungan dengan dirinya sendiri dan lingkungan masyarakat yang dalam
prosesnya selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Dari pendapat diatas dapat
disimpulkan, bahwa kepribadian adalah sifat hakiki yang ada dalam diri
seseorang yang menentukan dirinya dapat atau tidak untuk menyesuaikan terhadap lingkungannya.
2. Tujuan Pembentuk Kepribadian
2. Tujuan Pembentuk Kepribadian
Menjadi
diri sendiri harus dimulai dari nalar berpikir kearah mana tujuan hidup
individu selama dia hidup. Adaun tujuan yang diinginkan dalam membentuk
kepribadian yaitu:
a. Membentuk
sikap disiplin terhadap waktu,
b. Mampu
mengendalikan hawa nafsu,
c. Memelihara
diri dari perilaku menyimpang,
d. Mengarahkan
hidup menuju kepada kebaikan dan tingkah laku yang benar,
e. Mempelajari
perubahan-perubahan dalam gaya hidup,
f. Meningkatkan
pengertian diri, nilai-nilai diri, kebutuhan diri, agar dapat membantu orang lain melakukan hal yang sama,
dan
g. Mengembangkan
perasaan harga diri dan percaya diri
melalui aspek dukungan dan tanggung jawab yang bersifat timbal balik.
3. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian
a. Faktor
Internal
·
Instink Biologis, seperti lapar,
dorongan makan yang berlebihan dan berlangsung lama akan menimbulkan sifat
rakus. Maka sifat itu akan menjadi perilaku tetap.
·
Kebutuhan Psikologis, seperti rasa
aman, penghargaan, penerimaan, dan aktualisasi diri.
·
Kebutuhan Pemikiran, yaitu akumulasi
informasi yang membentuk cara berfikirr seseorang, seperti mitos, agama, dan
sebagainya.
b. Faktor
Ekstrnal
·
Lingkungan Keluarga,
·
Lingkungan Sosial, dan
·
Lingkungan Pendidikan.
B.
Pendidikan
Islam
1.
Pengertian
Pendidikan Islam
Pendidikan
merupakan suatu usaha untuk mengubah seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak berakhlak menjadi berakhlakul karimah. Pengertian
pendidikan islam secara bahasa artinya “tarbiyah,
ta’lim, dan ta’dib”. Ketiga istilah ini mengandung makna yang mendalam
menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya
dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain, sekaligus menjelaskan ruang
lingkup pendidikan islam informal, formal dan non formal.[3]
Pendidikan
islam adalah sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk
memimpin kehidupannya, sesuai dengan cita-cita islam karena nilai-nilai islam
telah menjiwai kepribadian seseorang dan mempedomani kehidupan manusia muslim
dalam aspek duniawi dan ukhrawi.[4]
Pendidikan
islam adalah suatu lembaga untuk membentuk manusia secara keseluruhan aspek
kemanusiaannya yang dijiwai oleh ajaran islam dalam pembentuk manusia yang
bertakwa. Ini sesuai benar dengan pendidikan nasional kita yang dituangkan
dalam tujuan pendidikan nasional yang akan membentuk manusia pancasialis yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pendidikan
islam merupakan suatu usaha pembinaan dan pengembangan potensi manusia dengan
berpedoman kepada syari’at islam agar manusia dapat berperan sebagai pengabdi Allah.
2.
Tujuan
Pendidikan Islam
Manusia
dalam setiap aktifitasnya, senantiasa mempunyai alasan yang dijadikan dasar
pemikiran serta tujuan tertentu sebagai arah yang akan dicapai. Hal ini
menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang aktif tetapi tidak mau melakukan
sesuatu yang tidak memiliki arah tujuan.
Muhammad
Omar al-Toumy al-Syaibani mengatakan, bahwa tujuan pendidikan islam adalah
untuk mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga mencapai nilai akhlak al-karimah.[5]
Adapun
beberapa tujuan dalam pendidikan islam antara lain:
a. Membimbing
manusia agar dapat menempatkan diri dan berperan sebagai individu yang taat
dalam menjalankan ajaran agama allah,
b. Pembentuk
sikap takwa,
c. Menumbuhkan
pola kepribadian manusia yang sempurna,
d. Menegakkan
kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang berbudi luhur menurut ajaran
islam,
e. Penguasaan
ilmu terhadap agama islam,
f. Mencapai
keseimbangan pertumbuhan pribadi manusia secara menyeluruh melalui
latihan-latihan kejiwaan, akal pemikiran, kecerdasan, dan pancaindra,
g. Pembentuk
kepribadian yang akhlakul karimah,
h. Menopang
keselamatan dan kesejahteraan hidup didunia sesuai dengan perintah syari’at
islam, dan
i. Memiliki
keterampilan yang serasi dengan bakat yang dimiliki.
Dengan demikian tujuan pendidikan islam
berjangkau luasnya dengan kebutuhan hidup manusia modern masa kini dan masa
akan datang, dimana manusia tidak hanya memerlukan iman atau agama melainkan
juga ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai alat untuk memperoleh kesejahteraan
hidup didunia sebagai sarana untuk mencapai kehidupan spiritual yang bahagia
diakhirat dan terhindar dari siksa neraka.
3.
Konsep
Pendidikan Islam
Konsep
pendidikan menurut pandangan islam harus dirujuk dari berbagai aspek, antara
lain:
a. Aspek
Keagamaan
Aspek
ini mempelajari bagaimana hubungan islam sebagai agama dengan pendidikan.
Apakah ajaran islam memuat informasi pendidikan hingga dapat dijadikan sumber
rujukan dalam penyusunan konsep pendidikan islam.
b. Aspek
Kesejahteraan
Aspek
kesejahteraan merujuk pada latar belakang sejarah pemikiran para ahli tentang
pendidikan dalam islam yang kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan hidup
manusia.
c. Aspek
Kebahasaan
Aspek
kebahasaan adalah bagaimana pembentuk konsep pendidikan atas dasar pemahaman
secara etimologi.
d. Aspek
Ruang Lingkup
Mengetahui
tentang batas-batas kewenangan pendidikan, siapa yang yang menurut ajaran islam
dibebankan atas pekerjaan mendidik.
e. Aspek
Tanggung Jawab
Merupakan
bagian dari amanat yang harus dimiliki oleh setiap individu. Maka dalam islam
senantiasa mengedepankan kewajiban, baru sesudah itu penuntutan terhadap hak.
C.
Pembentuk
Kepribadian dalam Pendidikan Islam
1.
Pengertian
Pembentuk Kepribadian dalam Pendidikan Islam
Pendidikan
islam sulit dicapai jika tidak disertai dengan pengajaran islam. Sedangkan
pengajaran islam tidak akan ada artinya jika tidak dapat mencapai tujuan
pendidikan islam, yaitu kepribadian muslim.
Kepribadian
dalam pendidikan islam adalah identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri
khas dari keseluruhan tingkah laku yang bersandar pada ajaran islam baik yang
ditampilkan dalam tingkah laku secara lahiriah maupun sikap batinnya. Kepribadian
dalam pendidikan islam tidak hanya mendiskripsikan tingkah laku tetapi juga
berusaha menilai baik buruknya dan merupakan integrasi sistem kalbu, akal, dan
nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku. Kepribadian merupakan interaksi
diantara ketiga komponen tersebut.
Secara
terminologi kepribadian islam memiliki arti serangkaian perilaku normatif
manusia, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial yang normanya
diturunkan dari ajaran islam dan bersumber dari Al-Quran dan al-Sunnah.[6]
2.
Tujuan
Pembentuk Kepribadian dalam Pendidikan Islam
Sebagai
seorang muslim kita harus mempunyai kepribadian yang sesuai dengan pendidikan islam.
Adapun tujuan yang diharapkan adalah:
a. Dapat
menyesuaikan prilaku dengan lingkungan,
b. Memiliki
sifat terpuji,
c. Memiliki
sifat berani dan bersemangat dalam hal ibadah,
d. Mampu
memberikan teladan yang baik dalam berinteraksi,
e. Mampu
menjadi insan yang bernuansa islami,
f. Menjauhi
prasangka buruk,
g. Membawa
misi bagi kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir batin, didunia
dan akhirat,
h. Senantiasa
berpedoman kepada petunjuk Allah,
i. Mewujudkan
manusia yang dikehendaki ajaran agama islam, dan
j. Mempunyai
tujuan hidup dan menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir yang lebih baik.
3.
Aspek-aspek
Pembentuk Kepribadian dalam Pendidikan Islam
Konsep
pembentuk kepribadian dalam pendidikan islam menurut Syaikh Hasan al-Banna ada
10 aspek:
a. Bersihnya
akidah,
b. Lurusnya
ibadah,
c. Kukuhnya
akhlak,
d. Mampu
mencari penghidupan,
e. Luasnya
wawasan berfikir,
f. Kuat
fisiknya,
g. Teratur
urusannya,
h. Perjuangan
diri sendiri,
i. Memperhatikan
waktunya, dan
j. Bermanfaat
bagi orang lain.[7]
4.
Langkah-langkah
Pembentuk Kepribadian dalam Pendidikan Islam
Dalam
membentuk kepribadian dalam pendidikan islam islam diperlukan beberapa langkah
yang berperan dalam perubahannya, antara lain:
a. Peran
Keluarga
Keluarga
mempunyai peran yang sangat besar dalam membentuk kepribadian dalam pendidikan
islam. Orang tua menjadi penanggung jawab bagi masa depan anak-anaknya, maka
setiap orang tua haru menjalankan fungsi edukasi. Mengenalkan islam sebagai
ideologi agar mereka mampu membentuk pola pikir dan pola sikap islami yang
sesuai dengan akidah dan syari’at islam.
b.
Peran Negara
Negara harus mampu
membangun pendidikan yang mampu untuk membentuk pribadi yang memiliki karakter
islami dengan cara menyusun kurikulum yang sama bagi seluruh sekolah dengan
berlandaskan akidah islam, melakukan seleksi yang ketap terhadap calon-calon
pendidik, pemikiran diajarkan untuk diamalkan, dan tidak meninggalkan
pengajaran sains, teknologi maupun seni. Semua diajarkan tetap memperhatikan
kaidah syara’.
c.
Peran Masyarakat
Masyarakat
juga ikut serta dalam pembentuk kepribadian dalam pendidikan islam karena dalam
masyarakat kita bisa mengikuti organisasi yang berhubungan dengan kemaslahatan
lingkungan. Dari sini tanpa kita sadari pembentukan kepribadian dapat
terealisasi.Dalam masyarakat yang mayoritas masyarakatnya berpendidikan maka
baiklah untuk menciptakan kepribadian berakhlakul karimah.
Ketiga
peraran diatas sangat berperan aktif dalam pembentukan kepribadian dalam
pendidikan islam karena semua saling mempengaruhi untuk pembentukannya.
Untuk
merealisasikan kepribadian dalam pendidikan islam yang ada maka diperlukan tiga
proses dasar pembentukan:
1.
Pembentukan Pembiasaan
Pembentukan
ini ditujukan pada aspek kejasmanian dari kepribadian yang memberi kecakapan
berbuat dan mengucapkan sesuatu, seperti puasa, sholat, dan lain-lain.
2.
Pembentukan Pengertian
Pembentukan
yang meliputi sikat dan minat untuk memberi pengertian tentang aktifitas yang
akan dilaksanakan, agar seseorang terdorong ke arah perbuatan yang positif.
3.
Pembentukan Kerohanian yang Luhur
Pembentukan
ini tergerak untuk terbentuknya sifat takwa yang mengandung nilai-nilai luhur,
seperti jujur, toleransi, ikhlas, dan menepati janji.
Proses pembentukan
kepribadian dalam pendidikan islam berlangsung secara bertahap dan
berkesinambungan. Dengan demikian pembentukan kepribadian merupakan rangkaian
kegiatan yang saling berhubungan dan saling tergantung sesamanya.
[1]Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1995).
[2]Jalaluddin, Teologi Pendidikan (Jakarta: Raja
Grasindo Persada, 2001).
[3]Ibid.
[4]M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi
Aksara, 1994).
[5]Jalaluddin..... Ibid.
[7]Saeful
fachri, “Membentuk
Kepribadian Islam”, di akses pada tanggal 05 Januari 2012 dalam
http://dakwahkampus.com/pemikiran/pendidikan/1444-pendidikan-islam-membentuk-kepribadian-islam.html.