A.
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Di zaman sekarang ini adat kebudayan Indonesia yang terkenal
dengan sopan santunnya, ramah tamahnya sebagai ciri adat ketimuran sudah mulai
pudar, krisis moral terjadi dimana-mana generasi sebagai ujung tombak di masa
depan sudah mengesampingkan yang namanya tata krama.
Dalam makalah ini akan kita bahas mengenai sifat terpuji yang mungkin bisa
membangkitkan kembali norma-norma yang pada saat ini sudah mulai hilang dikit
demi sedikit setidaknya buat penyusun sendiri.
Akidah Akhlak merupakan suatu materi yang sangat penting
untuk dipahami dan diamalkan oleh siswa. Karena dengan begitu, siswa akan
mengetahui isi dari Akidah Akhlak itu sendiri. Siswa
akan berperilaku dengan sifat-sifat terpuji, menghindari sifat-sifat
tercela dan bertata krama dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian diharapkan siswa mampu mengimplementasikan dalam
kehidupan nyata baik di sekolah, rumah dan di masyarakat. Terbukti dari
sikap dan perilaku siswa yang menyimpang dari isi materi Akidah
Akhlak itu sendiri, seperti melakukan perbuatan dan akhlak tercela dan
hal-hal lain yang bertentangan dengan isi materi Akidah Akhlak. Ini semua
disebabkan karena kurangnya pendalaman dari isi materi itu sendiri. Untuk
itu perlu diupayakan secara maksimal.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dan pentingnya husnudzan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun?
b. Apa saja bentuk-bentuk husnudzan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun?
c. Apa dampak positif dari husnudzan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun?
d. Bagaimana membiasakan husnudzan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Tujuan Pembahasan
a. Siswa mampu memahami apa pengertian dan pentingnya husnudzan, tawadhu’,
tasamuh, dan ta’awun,
b. Siswa mengerti bentuk-bentuk husnudzan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun,
c. Siswa dapat menjelaskan nilai-nilai positif dari husnudzan, tawadhu’,
tasamuh, dan ta’awun, dan
d. Siswa dapat menerapkan husnudzan, tawadhu’, tasamuh, dan ta’awun dalam
kehidupan sehari-hari.
B.
Pembahasan
1.
Akhlak Terpuji Kepada
Sesama
a.
Husnudzan
1)
Pengertian dan Pentingnya Husnudzan
Secara bahasa husnudzan berasal dari lafadz “husnun” yang
artinya baik dan lafadz “adzonu” prasangka, sehingga husnudzan berarti
prasangka, perkiraan, atau dugaan baik. Menurut istilah husnuzan adalah cara
pandang sesesorang yang membuatnya melihat sesuatu secara positif.
Seorang yang memiliki sikap husnuzan memandang semua orang itu baik
dan akan mepertimbangkan sesuatu dengan pikiran jernih, pikiran dan
hatinya bersih dari prasangka yang belum tentu kebenaranya, sehingga tidak
menimbulkan kekacauan dalam pergaulan. Sikap ini ditunjukkan dengan rasa
senang, berpikir positif, dan sikap hormat kepada orang lain tanpa ada rasa
curiga, dengki, dan perasaan tidak senang tanpa alasan yang jelas.
Pentingnya husnudzan terhadap sesama manusia, maka dalam hidupnya
akan memiliki banyak teman, disukai kawan, dan di segani lawan. Husnuzan
terhadap sesama manusia juga merupakan kunci sukses dalam pergaulan, baik
pergaulan di sekolah, keluarga, maupun di lingkungan masyarakat. Sebab tidak
ada pergaulan yang harmonis tanpa adanya prasangka baik antara satu individu
dengan individu lainnya. Dengan begitu hubungan persahabatan dan persaudaraan
menjadi lebih baik, terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama, dan
selalu senang dan bahagia atas kebahagiaan orang lain.[1]
2)
Bentuk dan Contoh Husnudzan
Orang yang mengaku beragama Islam wajib melaksanakan ajaran Islam
dalam perilaku kehidupannya sehari-hari. Adapun perilaku yang mencerminkan
sikap husnudzan:
a) Menyakini dengan sepenuh
hati bahwa semua larangan dan perintah agama demi kebaikan manusia sendiri,
b) Menjauhi prasangka buruk kepada siapapun apabila tidak
ada bukti,
c) Mengembangkan sikap baik dalam kehidupan bermasyarakat, dan
d) Memberi kepercayaan kepada sesama mnusia tentang suatu urusan dengan kepercayaan bahwa ia dapat melaksanakan tugasnya.
3)
Nilai-nilai Positif dari Husnudzan
Setiap akhlak terpuji pasti mempunyai nilai-nilai positif (terutama
bagi pelakunya sendiri) dan terkadang bagi orang lain, sesuai firman Allah SWT,
sebagai berikut:
اِنْ
اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ
Artinya:
“Jika
kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri”.[2]
Adapun dampak positif perilaku husnudzan antara lain:
a)
Semakin
dekat hubungan batin antara pelaku dan pihak lain yang diduga berbuat kebaikan,
b)
Memperoleh
kepercayaan dari orang yang menduga dirinya telah berbuat baik, dan
c)
Memperkuat
hubungan persaudaraan.
4) Membiasakan Berperilaku Khusnudzon
Kenyaman dalam menjalankan kehidupan ada pada habluminallah,
habluminannas. Oleh karenanya kita harus bisa membiasakan sikap husnudzan dalam
kehidupan, antara lain:
a)
Tidak
mudah menerima suatu berita yang tidak jelas sumber serta kebenarannya,
b)
Berusaha
tidak sering ketemu dengan sesama teman atau anggota masyarakat, dan
c) Dengan sering bertemu dapat mengantisipasi munculnya gosip yang
sering merusak hubungan persaudaraan.
b.
Tawadhu’
1)
Pengertian dan Pentingnya Tawadhu’
Tawadhu’ secara bahasa adalah "التَّذْ
لُلْ" ketundukan dan "التَّخَا
شُعْ" rendah hati. Secara terminologis Tawadhu’
adalah ketundukan kepada kebenaran dan menerimanya dari siapapun datangnya baik
ketika suka atau dalam keadaan marah. Orang yang tawadhu’ adalah orang yang
merendahkan diri dalam pergaulan dan tidak menampakkan kemampuan yang dimiliki.[3] Sesuai
dengan sabda Nabi Muhammad SAW:
اِنَّ
اللهَ اَوْحَى اِلَىَّ اَنْ تَوَاضَعُوْا حَتَّى لَايَفْخَرَ اَحَدٌعَلَى اَحَدٍ وَلَا
يَبْغِى اَحَدٌ عَلَى اَحَدٍ
Artinya:
“Sesungguhnya
Allah memberi wahyu kepadaku agar engkau semua saling tawaduk, sehingga tidak
ada orang yang bersikap sombong kepada yang lain dan tidak ada yang menganiaya
seseorang terhadap yang lain”.[4]
Sesungguhnya orang yang tawadhu’ dan lemah lembut, keduanya itulah
yang mendapatkan ketenangan serta kasih sayangnya diatas bumi, yang mana kepada
saudara-saudara mereka sesama mukmin mereka berlaku lemah lembut dan penuh
kasih sayang. Sementara kepada orang kafir musuh-musuh Islam mereka bersikap
keras dalam artian tegas.[5]
Tawadhu’ dapat dikatakan jalan ynag mengantarkan manusia bersatu
dan damai dalam pergaulan, dan sebagai sikap untuk membina persaudaraan.
2)
Bentuk dan Contoh Tawadhu’
Sikap tawadhu’ yang dimiliki seseorang dapat dilihat dari
perilakunya sehari-hari. Adapun bentuk-bentuk perilaku tawadhu’:
a)
Menghormati
orang yang lebih tua atau lebih pandai dari pada dirinya,
b)
Sayang
kepada yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya,
c)
Menghargai
pendapat dan pembicaraan orang lain,
d)
Bersedia
mengalah demi kepentingan umum,
e)
Santun
dalam berbicara kepada siapapun, dan
f)
Tidak
suka disanjung orang lain atas kebaikan atau keberhasilan yang dicapai.
3)
Nilai-nilai Positif Tawadhu’
Dampak positif tawadhu’ berarti akibat baik sikap tawadhu’. Adapun
dampak positif sikap tawadhu’, antara lain:
a)
Menimbulkan
simpatik pihak lain sehingga suka bergaul dengannya,
b)
Akan
dihormati secara tulus oleh pihak lain sesuai naluri setiap mnusia ingin
dihormati dan menghormati,
c)
Memperkuat
hubungan persaudaraan antara dirinya dan orang lain, dan
d)
Mengangkat
derajat dirinya sendiri dalam pandangan allah maupun sesama manusia.
4)
Membiasakan Berperilaku Tawadhu’
Untuk dapat memiliki sikap tawadhu’ dalam pergaulan, perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a)
Biasakan
bersikap sabar,
b)
Usahakan
untuk tidak bersikap sombong,
c)
Jangan
menjadi pendendam,
d)
Jangan
bersikap tamak dan rakus terutama harta benda,
e)
Melatih
diri untuk menghargai kemampuan orang lain, tidak meremehkannya, dan
c.
Tasamuh
1)
Pengertian dan Pentingnya Tasamuh
Tasamuh berasal dari kata تَسَامَحَ
– يَتَسَامَحَ yang artinya toleransi. Tasamuh berarti sikap tenggang rasa
saling menghormati saling menghargai sesama manusia untuk melaksanakan hak-haknya.
Kita wajib menghormati karena manusia dapat merasakan bahagia apabila hidup
bersama manusia lainnmya. Pada hakikatnya, sikap seperti ini telah dimiliki
oleh manusia sejak masih usia anak-anak, namun perlu dibimbing dan diarahkan.[7]
Tasamuh dapat menjadi pengikat persatuan dan kerukunan, mewujudkan
suasana yang harmonis, dapat menjalin dan memperkuat tali silaturrahmi kepada
sesama, mempererat tali persaudaraan dengan semua kalangan, menjalin kasih
sayang antar umat beragama, dan memperoleh banyak kemudahan.
2)
Bentuk dan Contoh Tasamuh
Bentuk-bentuk tasamuh dalam kehidupan sehari-hari:
a)
Selalu
memberi kemudahan dan tidak mempersulit
orang lain dalam hal apapun,
b)
Selalu
memiliki niat atau dorongan untuk membantu orang lain,
c)
Menghargai
pendapat pikiran bahkan keyakinan orang lain,
d)
Tidak
suka memaksakan kehendak,
e)
Tidak
mengganggu ketenangan tetangga,
f)
Tidak
melarang tetangga apabila ingin menanam pohon dibatas kebunnya, dan
g)
Menyukai
sesuatu untuk tetangganya sebagaimana ia suka untuk dirinya sendiri.[8]
Contoh perilaku tasamuh, seseorang meminjam uang dari kita, tetapi
orang tersebut belum dapat mengembalikan hutangnya, dengan besar hati kitapun
tidak segan-segan memberikan keluasan berupa tenggang waktu atau bahkan
diikhlaskan.
3)
Nilai-nilai Positif Tasamuh
Sebagai sifat terpuji, dampak positif tasamuh cukup banyak
macamnya:
a)
Memuaskan
batin orang lain karena dapat mengambil
hak sebagaimana mestinya,
b)
Kepuasan
batin yang tercermin dalam raut wajahnya menjadikan semakin eratnya hubungan
persaudaraan orang lain dengan drinya,
c)
Eratnya
hubungan baik dengan orang lain dapat memperlancar terwujudnya kerjasama yang
baik dalam kehidupan bermasyarakat, dan
d)
Dapat
memperluas kesempatan untuk memperoleh rizki karena bnyak relasi.
4)
Membiasakan Berperilaku Tasamuh
Agar sikap tasamuh menjadi sikap yang dapat selalu kita jaga ada
beberapa hal yang harus biasa kita lakukan diantaranya:
a)
Senantiasa
menghargai perbedaan,
b)
Senantiasa
menjalin persaudaraan dan persahabatan,
c)
Senantiasa
bersikap lemah lembut , sopan, ramah, dan santun, dan
d)
Menjadikan
perbedaan sebagai sarana untuk berlomba dalam berbuat kebaikan dan bukan untuk
menambah perpecahan.
d.
Ta’awun
1)
Pengertian dan Pentingnya Ta’awun
Ta’awun berasal dari bahasa arab تَعَاوَنَ-
يَتَعَاوَنُ- تَعَاوُنًا yang berarti tolong
menolong, gotong royong, atau bantu
membantu dengan sesama. Ta’awun adalah kebutuhan hidup manusia yang
tidak dapat dipungkiri, kenyataan membuktikan bahwa suatu pekerjaan atau apa
saja yang membutuhkan pihak lain pasti tidak akan dapat dilakukan sendiri oleh
seseorang meski dia memiliki kemampuan dan pengetahuan tentang hal itu.[9]
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dalam
masyarakat tanpa bantuan dan kerjasama dengan manusia lain dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari baik yang sifatnya material maupun non material. Orang
kaya membantu yang miskin dalam hal materi dan harta, sementara orang miskin
membantu yang kaya dalam hal tenaga dan jasa. Saling menolong tidak hanya dalam
hal materi tetapi dalam berbagai hal diantaranya tenaga, ilmu, dan nasihat. Suatu
masyarakat akan nyaman dan sejahtera jika dalam kehidupan masyarakat tertanam
sikap ta’awun dan saling membantu satu sama lain. Seperti penjelasan dalam
Al-Qur’an:
وَتَعَاوَنُوْاعَلَى
الْبِرِّوَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوْاعَلَى اْلِاثْمِ وَالْعُدْوَانُ
Artinya:
“Dan tolong menolonglah kamu dalam
mengerjakan kebajikan dan takwa dan jangan tolong menolong kamu dalam berbuat
dosa dan kesalahan”.[10]
Pentingnya menerapkan sikap ta’awun tolong menolong pekerjaan akan dapat
terselesaikan dengan lebih sempurna, melahirkan cinta dan belas kasih antar
orang yag saling menolong, mengurangi berbagai macam fitnah, dapat
menghilangkan kecemburuan sosial, dan menghapus jurang pemisah antar orang yag
mampu dan orang yang tidak mampu karena yang satu dengan yang lain saling
melengkapi.
2)
Bentuk dan Contoh Ta’awun
Ta’awun dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk antara lain:
a)
Terpenuhinya
kebutuhan hidup berkat kebersamaan,
b)
Memperingan
tugas berat karena dilakukan secara bersama sama,
c)
Terwujudnya
persatuan dan kesatuan sesama anggota masyarakat, dan
d)
Mendahulukan
kepentingan umum diatas kepentingan dirinya sendiri dan keluarga.
3)
Nilai-nilai Positif Ta’awun
Nilai-nilai positif tolong menolong dalam kehidupan. Sebagaimana
dijelaskan sebelumnya bahwa manusia adalah makhluk sosial. Setiap orang
membutuhkan bantuan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Oleh karena itu
antara satu orang dengan yang lain harus menjalin pergaulan yang baik. Karena
jika tidak kehidupan mereka akan berjalan sendiri. Pergaulaun yang baik itu
salah satunya bisa diciptakan dengan mengembangkan sikap saling menolong antar
sesama.[11]
Banyak manfaat yang dapat diambil dari terciptanya hubungan saling menolong antara
lain:
a)
Memperkuat
tali atau hubungan silaturrahmi antar seesama,
b)
Diantara
masyarakat akan tercipta simbiosis mutualisme (hubungan yang saling
menguntungkan),
c)
Kebutuhan
atau keperluan hdup akan dapat terpenuhi,
d)
Kesulitan
hidup menjadi ringan, dan
e)
Kehidupan
menjadi lebih tentram dan sejahtera.
4)
Membiasakan Berperilaku Ta’awun
Pembiasaan tolong menolong dalam kehidupan menjadikan tolong
menolong sebagi kebiasaan memang tidak mudah, apalagi disaat serba sulit. Setiap
orang seakan-akan tertuntut untuk memenuhi kebutuhan pribadinya masing masing
sehingga menolong orang lain menjadi terlupakan.[12] Namun
hal itu bukan tidak bisa dilakukan, untuk membiasakan tolong menolong kita
dapat memulai setidaknya dengan:
a)
Memulainya
dari hal-hal kecil,
b)
Memupuk
rasa peduli terhadap orang lain,
c)
Belajar
ikhlas dalam setiap perbuatan yang dilakukan,
d)
Mengingat
semua karunia allah (sebagai bentuk pertolongan allah kepada manusia), dan
e)
Berdo’a
kepada allah untuk membimbing diri kita menjadi seorang yang gemar menolong.
C. Penutup
1.
Kesimpulan
Pengertian husnudzon adalah cara pandang sesesorang
yang membuatnya melihat sesuatu secara positif dengan pikiran jernih. Husnuzan
terhadap sesama manusia juga merupakan kunci sukses dalam pergaulan. Adapun
perilaku yang mencerminkan sikap husnudzan: menyakini dengan sepenuh hati bahwa
semua larangan dan perintah agama demi kebaikan manusia sendiri, dan menjauhi
prasangka buruk kepada siapapun apabila tidak ada bukti. Dalam berperilaku
husnudzon ada beberapa dampak positifnya antara lain: semakin dekat hubungan
batin antara pelaku dan pihak lain yang diduga berbuat kebaikan, dan memperoleh
kepercayaan dari orang yang menduga dirinya telah berbuat baik. Setelah
mengetahui penting dan dampak positif hendaknya kita bisa membiasan sikap
husnudzon dalam kehidupan sehari-hari.
Orang yang tawadhu’ adalah orang yang merendahkan diri dalam
pergaulan dan tidak menampakkan kemampuan yang dimiliki. Tawadhu’ dapat
dikatakan jalan ynag mengantarkan manusia bersatu dan damai dalam pergaulan,
dan sebagai sikap untuk membina persaudaraan. Sikap tawadhu’ yang dimiliki
seseorang dapat dilihat dari perilakunya sehari-hari. Bentuk-bentuk perilaku
tawadhu’: menghormati orang yang lebih tua atau lebih pandai dari pada dirinya,
menghargai pendapat dan pembicaraan orang lain, dan santun dalam berbicara
kepada siapapun. Adapun dampak positif sikap tawadhu’, antara lain: menimbulkan
simpatik pihak lain, akan dihormati oleh pihak, dan memperkuat hubungan
persaudaraan antara dirinya dan orang lain. Untuk dapat memiliki sikap tawadhu’
dalam pergaulan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: biasakan bersikap
sabar, usahakan untuk tidak bersikap sombong, dan jangan bersikap tamak dan
rakus terutama harta benda.
Tasamuh berarti sikap tenggang rasa saling menghormati saling
menghargai sesama manusia untuk melaksanakan hak-haknya. Tasamuh dapat menjadi
pengikat persatuan dan kerukunan, mewujudkan suasana yang harmonis, dan dapat
menjalin tali silaturrahmi kepada sesama. Bentuk-bentuk tasamuh dalam kehidupan
sehari-hari: selalu memiliki niat atau dorongan untuk membantu orang lain, menghargai
pendapat pikiran bahkan keyakinan orang lain, tidak suka memaksakan kehendak, dan
tidak mengganggu ketenangan tetangga. Sebagai sifat terpuji, dampak positif
tasamuh cukup banyak macamnya: menjadikan semakin eratnya hubungan persaudaraan
orang lain dengan drinya, dan dapat memperluas kesempatan untuk memperoleh
rizki karena bnyak relasi. Agar sikap tasamuh menjadi sikap yang dapat selalu
kita jaga ada beberapa hal yang harus biasa kita lakukan diantaranya: senantiasa
menghargai perbedaan, senantiasa bersikap lemah lembut , sopan, ramah, dan
santun, dan menjadikan perbedaan untuk berlomba dalam berbuat kebaikan dan
bukan untuk menambah perpecahan.
Ta’awun yang berarti tolong menolong, gotong royong, atau
bantu membantu dengan sesama. Pentingnya
menerapkan sikap ta’awun pekerjaan dapat
terselesaikan dengan lebih sempurna, melahirkan cinta dan belas kasih antar
orang yag saling menolong, dan menghapus jurang pemisah antar orang yag mampu
dan orang yang tidak mampu karena yang satu dengan yang lain saling melengkapi.
Ta’awun dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk antara lain: terpenuhinya
kebutuhan hidup berkat kebersamaan, memperingan tugas berat karena dilakukan
secara bersama sama, dan terwjudnya persatuan dan kesatuan sesama anggota
masyarakat. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa manusia adalah makhluk
sosial maka antara satu orang dengan yang lain harus menjalin pergaulan yang
baik. Untuk membiasakan tolong menolong kita dapat memulai setidaknya dengan: memulainya
dari hal-hal kecil, memupuk rasa peduli terhadap orang lain, belajar ikhlas
dalam setiap perbuatan yang dilakukan.
makasihh :)
BalasHapusMasyallah syukron ya udah ngasih tau insyaallah bermanfaat
BalasHapusMasyallah syukron ya udah ngasih tau insyaallah bermanfaat
BalasHapusMasyallah syukron ya udah ngasih tau insyaallah bermanfaat
BalasHapus